Sebagai anak, tentu saja jangan sampai melupakan jasa-jasa dan pengorbanan orang tua hingga kau memiliki kehidupan yang lebih baik seperti saat ini, karena memang itulah tujuan dan harapan dari segala upaya dan pengorbanan orang tua untuk anaknya.
Prilaku Buruk Orang Tua terhadap anak semasa kecil
Memang benar, tidak selamanya orang tua selalu memenuhi kebutuhan anaknya, atau harus selalu bersikap manis terhadap anaknya. Ada kalanya orang tua melarang atau tidak mampu memenuhi keinginan anak, ada kalanya juga orang tua harus marah atas apa yang dilakukan anaknya.Memang benar juga jika ada sebagian anak merasa bahwa hidup semasa kecilnya tidak pernah merasa menjadi anak sepenuhnya, masa-masa kecilnya terenggut karena terpaksa harus membantu orang tua bekerja, masa-masa bermainnya hilang tergantikan dengan egoisnya orang tua karena harus menjadi pembantu di rumah sendiri, mencuci piring, membersihkan rumah, mencuci pakaian seluruh keluarga serta seolah dijadikan seorang Budak.. sebudak-budaknya.
Bahkan tidak sedikit pula Orang Tua yang tidak mementingkan Pendidikan Anaknya, baik itu anak laki laki atau perempuan, mereka beranggapan bahwa Anak Harus Mematuhi keinginan orang tuanya, Kerjakan dulu apa yang harus dilakukan di rumah, setelah itu terserah, mau pergi sekolah atau tidak. Ironisnya terkadang Orang Tua seperti ini seolah olah selalu mencari cara agar anaknya terlambat masuk sekolah, ini artinya anaknya akan ada di rumah dan siap diperas tenaganya.
Jika memang keadaanya seperti itu, bukan tidak mungkin jika anak akan berprilaku Durhaka terhadap orang tuanya kelak, selain itu juga bukan tidak mungkin jika si Anak malah merasa senang jika jauh dari Orang Tua, dan lebih parahnya lagi seorang anak akan merasa benar-benar bebas manakala orang tuanya sudah tiada.
Memang benar, tidak ada orang tua yang menjadi Durhaka terhada anaknya jika harus memanfaatkan anaknya untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, namun ada sebutan lain yaitu Dzalim terhadap anak.
Orang tua tak peduli terhadap kehidupan anaknya
Tidak selamanya pengorbanan Orang Tua dilakukan tanpa pamrih, beberapa orang tua yang kurang berpendidikan selalu beranggapan jika anaknya harus memberi jatah uang bulanan jika anaknya kelak sudah bekerja dan apapun jenis pekerjaanya.Katakanlah ada seorang anak yang semasa kecilnya harus hidup dalam cengkraman egoisnya orang tua, sejak kecil tidak pernah merasa menjadi anak kecil, dia tak memiliki mainan yang berkesan. Sekolah terpaksa harus Drop Out karena tidak ada dukungan dari orang tua, padahal untuk bisa bersekolah sejatinya tidak dipungut biaya, parahnya... alasan drop out bukan karena ketidak mampuan untuk pergi sekolah, namun karena si anak harus mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga serta mengasuh adiknya yang masih kecil. Dan alasan Orang Tua melakukan hal itu semua karena keduanya sama sama bekerja di sawah sebagai petani serabutan.
Kini Anak tersebut sudah besar namun masih mendapat perlakuan yang sama dari orang tuanya, bahkan ketika mengatakan ingin bekerj, orang tuanya seolah tidak peduli seolah mengatakan "Silahkan saja kalau mau bekerja mah, tapi segalanya urus saja sendiri".
Keinginan si Anak untuk melamar pekerjaan semua dilakukannya sendiri di sela-sela kewajibannya mengerjakan pekerjaan rumah tangga orang tuanya tanpa ada nasehat, dorongan atau bahkan bantuan uang untuk membuat segala persyaratan dan dokumen lamaran kerja.
Ternyata keinginannya untuk melamar pekerjaan mendapat perhatian orang lain yang merasa prihatin atas keadaan anak itu, anak tersebut mendapat bantuan untuk membuat dan melengkapi seluruh dokumen dan persyaratan melamar kerja.
Surat lamaran kerja anak tersebut ternyata mendapat sambutan baik dari perusahaan yang dilamarnya meski tanpa ijasah dan hanya bermodalkan Kartu keluarga dan KTP dia mulai diterima kerja.
Saya yakin anda mungkin sudah bisa menebak pekerjaan apa yang akan didapatkan oleh mereka yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah.
Orang tua selalu meminta jatah uang bulanan pada anaknya
Kesulitan berikutnya yang dialami anak tersebut adalah mempersiapkan segala kebutuhan untuk hari pertama kerja serta bekal hingga mendapat gaji pertama. Lagi lagi disini orang tua anak itu seolah tak mau tahu tentang kebutuhan anaknya, padahal jelas jelas anaknya sudah diterima bekerja di sebuah perusahaan.Kesulitan anak tersebut lagi lagi mendapat perhatian dari orang lain yang merasa prihatin, dari orang yang sama yang telah membuatkannya surat lamaran pekerjaan.
Bahkan pada saat berpamitan untk pergi bekerja, orang tua nak tersebut tidak sedikitpun memberi bekal, uang jajan atau ongkos... parahnya lagi, orang tua malah berkata "itu kemauan kamu ya, kami enggak menyuruh dan enggak melarang juga" Orang tua macam apa ini? bukannya mendoakan tentang keselamatan serta hal hal baik lainnya disaat anaknya akan pergi jauh untuk bekerja.
Kini anak tersebut sudah mendapat gaji pertamanya sebesar 1,7juta, dengan prasaaan bangga diapun menyisihkan sebagian gajinya untuk dikirim ke orang tuanya yang selalu menelponya beberapa hari sebelum Gajian.
Ironisnya, orang tua menelpon bukan untuk menanyakan kabar atau keadaan di tempat kerja,tapi malah menanyakan 'Sudah gajian atau Belum?" serta alasan alasan lainnya agar orang tuanya dikirimi uang.
Bulan berganti bulan, kini orang tuanya selalu meminta jatah uang bulanan dengan alasan untuk biaya memperbaiki rumah, biaya berobat serta alasan alasan lainnya dengan harapan mendapat kiriman besar dari anaknya.
Apa Solusinya jika orang tua bersikap demikian?
Saya katakan Tak ada Solusi, yang harus anda lakukan adalah harus Ikhlas dan bersabar.Orang tua Macam ini tidak akan pernah menjaga nama baik anaknya manakala anaknya yang sudah bekerja tidak pernah memberi uang, dia akan mengatakan pada hampir tiap tetangga "Dasar anak tak tahu diri, udah kerja kok gak inget sama orang tua"
Harusnya, orang tua merasa senang manakala anaknya menemukan kehidupan yang lebih baik tanpa harus ikut menikmati keberhasilan anak.
Seorang anak akan dengan senang hati membahagiakan orang tuanya di kemudian hari manakala anak tersebut benar benar merasa beruntung memiliki orang tua, yang telah menjadikannya seperti sekarang ini.
Memang sulit
Inilah sebabnya jika Orang Tua kurang memahami arti sebenarnya antara hak dan kewajiban anak terhadap orang tuanya. dan pertanyaan saya adalah "Apakah orang tua anak itu melakukan hal yang sama kepada orang tuanya (kakek atau nenek anak tersebut)?", sepertinya tidak, karena ternyata kakek atau nenek anak tersebut malah lebih peduli daripada orang tuanya meski ada sedikit persamaan prinsip (jatah).Saya pikir tidak masalah jika orang tua menginginkan balas budi dari anaknya jika memang orang tua benar benar mendorong dan menjadikan kehidupan anaknya lebih baik, namun jika ternyata kehidupan anak malah direnggut karena harus bekerja dan bekerja sejak masih kecil, sepertinya ini orang tua yang Dzalim.
Hak dan Kewajiban orang tua terhadap anaknya:
Hak : Mengurus anak dari kecil hingga besar, menjadikannya bagian dari keluarga dan berhak menjadi wali.
Kewajiban : Memberi nama yang baik, Mendidiknya dan menikahkannya.
Hak dan Kewajiban Anak terhadap Orang Tuanya
Hak : Di urus, dididik dan di nikahkan.
Kewajiban : Patuh terhadap hak dan kewajiban orang tua, membalas jasa dan budi baik orang Tua
Beberapa hal yang harus di ingat oleh Orang Tua ataupun anaknya:
Bagi Orang Tua : "Dosa yang paling mematikan diantara semua dosa adalah mematahkan semangat anaknya"
Bagi Anak : "Jangan membalas air susu dengan air tuba"
Biarlah semuanya Tuhan yang mengatur, dan yakinlah bahwa Rejeki itu luas.