Pertemuan di salah satu Cafe itu cukup membuat saya membuka mata tentang bagaimana seseorang dapat bertahan atau tidak dapat bertahan bekerja di sebuah perusahaan yang selama ini telah mereka besarkan bersama sama.
Alasan Karyawan berhenti Bekerja
Dari pemaparan mereka sangat kompak, alasan mereka resign dari perusahaannya adalah karena menginginkan kenyamanan dalam bekerja, meski ada pula tuntutan berkaitan dengan fee dan kesejahteraan yang mereka harapkan dari kebijakan perusahaannya.Intinya mereka merasa wajar jika mengajukan beberapa perbaikan untuk mendapatkan penyesuaian upah mengingat produktivitas yang mereka hasilkan cukup signifikan dalam perusahaan tersebut.
Keputusan konflik
Ternyata keputusan besar mereka untuk berhenti atau resign dari perusahaan tersebut tidak berjalan mulus, banyak kendala dan halangan yang membuat mereka seolah terjebak dalam ketidakjelasan.Ini adalah profesi keahlian, tentu saja saya sudah memperkirakan bahwa hal itu tidaklah mudah. Tidak seperti karyawan pabrik pada umumnya, ketika mereka resign atau di pecat maka tak ada masalah yang harus diperdebatkan.
Yang harus dilakukan sebelum resign
Sayapun pernah mengalami hal tersebut ketika mencoba resign dari perusahaan saya terdahulu, namun dengan alasan yang berbeda. Pekerjaan saya saat itu berkaitan dengan sistem dan kode akses, perlu waktu 2 bulan agar permohonan resign saya di setujui, itupun dengan berbagai persyaratan diantarannya :- Memberikan pelatihan pada calon pengganti
- Mengumpulkan semua database
- Memberikan akses utama untuk pengelolaan data, serta
- Saling berkomitmen siapa yang harus bertanggung jawab jika terjadi error sistem selepas resign.
Namun jika boleh jujur, alasan saya berhenti bekerja di perusahaan terdahulu adalah karena merasa memiliki potensi dan berpeluang untuk mendapat penghasilan yang lebih baik, sementara disisi lain saya sangat merasa kesulitan untuk mendapat penyesuaian upah di perusahaan tersebut.
Keberatan perusahaan
Apa yang dialami oleh mereka menceritakan tentang keberatan perusahaan tempat mereka bekerja, baik keberatan dalam hal memenuhi tuntutan karyawan dan juga keberatan ketika karyawan harus meninggalkan perusahaannya.Dan jika kondisinya sudah seperti itu, maka perusahaan harus rela kehilangan tenaga tenaga potensial yang selama ini sudah turut membangun perusahaannya.
Seorang karyawan merupakan Duta bagi perusahaannya, maka ketika dia resign tentu akan bercerita tentang kesan selama bekerja di perusahaan tersebut.
Tindakan agresif yang dilakukan Owner untuk mencegah atau mempersulit bahkan memperkarakan merupakan perwujudan kekhawatiran masa depan perusahaanya, hal itu juga mencerminkan bahwa perusahaan tidak mampu menyediakan tenaga potensial pengganti mereka yang sudah resign.
Apa yang diinginkan karyawan dari perusahaannya?
- Kenyamanan dalam bekerja
- Upah yang layak
- Insentif / Bonus untuk merangsang agar karyawan tetap loyal
- Jangan disudutkan ketika terjadi kesalahan yang bersifat umum
- Tidak merasa di kekang (khusus tenaga kreatif)
Diantara kami berempat masing masing memiliki skill dan kemampuan yang bisa saling bersinergi jika harus membangun sebuah bisnis, ada pembuat dan ada penjual, itu sudah cukup.