Bagaimana rasanya Kerasukan Setan
Kita lupakan berbagai jenis hantu yang selama ini kita kenal, seperti Pocong, Kuntilanak, Dedemit, Genderewo serta sebutan sebutan lainnya, disini saya akan sedikit bercerita mengenai pengalaman berada dalam pengaruh makhluk halus.Benarkan ketika seseorang kerasukan setan maka orang itu tidak sadar dengan apa yang dilakukannya?
Beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa hal itu terjadi sebagai pengungkapan keinginan terpendam, mereka juga mengatakan bahwa jika seseorang mengalami kerasukan setan maka orang tersebut dianggap sebagai orang yang sedang menginginkan perhatian. Lho... kok jawabannya kurang seru, yang seru dong ah.Oke, kita lupakan juga para psikoanalis tersebut karena bagaimanapun juga mereka tidak akan mengakui adanya hantu meski mereka mengalami hal itu.
Ceritanya Kerasukan Setan
Pernah ada seorang teman saya yang tiba tiba bergerak seperti hewan, dia mengeram dan sesekali kejang kejang, kemudian saya bertanya padanya namun malah ditertawakan oleh orang lain yang ternyata sudah mengetahui kebiasaan teman saya itu.Orang orang yang ada disitu mengatakan bahwa teman saya sedang Kerasukan Setan, dia sering mengalami hal itu karena memiliki kemampuan khusus jika ada hal hal yang berkaitan dengan dunia gaib, seseorang juga mengatakan bahwa kejadian itu selalu dinantikan karena teman saya itu bisa dimintai pertolongan melalui ramalan ramalan ketika dia sedang kerasukan.
Saya tergolong orang yang tidak begitu mudah percaya dengan hal hal gaib, terlebih itu terjadi di siang hari. Karena merasa tidak percaya, tanpa pikir panjang sayapun langsung menangkap teman saya kemudian memberikan air di wajahnya serta (maaf) terpaksa saya harus menamparnya cukup keras karena pergerakannya cukup membahayakan.
Aneh... orang kerasukan setan kok mengatakan sakit, lalu dia nangis. Ya.. begitulah keadaanya sesaat setelah ditampar, teman saya langsung memegang pipinya sambil melihat ke arah saya "Lho.. kenapa saya ditampar, sakit tahu" yang dilanjutkan dengan sedikit terisak isak dan ngeloyor ke kamar mandi, hah!!! :P
Pengalaman sendiri
Entah ini disebut kerasukan setan atau istilahnya di rawu kelong (dibawa oleh makhluk halus)ketika saya pernah mengalami dimana tiba tiba berada di sebuah tempat yang tidak dikenal dan jauh dari rumah.Pengalaman ini saya alami ketika kelas 6 SD (dahulu kala), disuatu pagi saya sedang menghangatkan badan di sebuah kompor tradisional (hawu) milik nenek, saat itu jam 5 pagi, disaat sedang hangat-hangatnya sambil mengatur kayu bakar agar tetap menyala tiba tiba saya melihat diluar sudah terlihat terang, saya berkata dalam hati "Lho kok sudah siang lagi?".
Melihat langit sudah terang sayapun bergegas kedalam rumah untuk bersiap pergi ke sekolah, seperti biasa perlengkapan sekolah saya masukan kedalam Tas sesuai mata pelajaran hari itu, kemudian sayapun berpamitan ke seisi rumah, tapi anehnya... saat itu saya melihat orang orang di rumah nampak cuek.
Saya tidak memperdulikan hal itu karena sepertinya hari sudah siang dan saya langsung berangkat setengah berlari, apa yang terjadi berikutnya?
Berada disuatu tempat tanpa disadari
Hanya berjarak beberapa meter setelah keluar dari pintu pagar rumah, saya merasakan dunia menjadi gelap gulita, semuanya gelap seperti sedang berada di sebuah ruangan yang tak ada batasnya, dan setelah itu saya tidak mengingat apapun.Tiba-tiba saya merasakan ada sorot panas di wajah saya, lalu sayapun membuka mata, kali ini semuanya terlihat kembali... dan ternyata saya sedang berada di sebuah tempat yang sama sekali tidak saya kenali, terlihat seperti diatas bukit atau gunung dengan pepohonan lebat.
Saya heran dan kemudian menangis karena tidak tahu apa yang sedang terjadi saat itu. Pada saat menangis saya melihat tas sekolah yang digunakan sebagai alas kepala ketika sedang tak sadarkan diri, sayapun memeriksa isi tas tersebut dan ternyata isinya adalah material yang ada di tempat memasak nenek saya seperti, arang kayu bakar, abu, batu batu, tanah kering dan paku paku yang sudah terbakar sisa sisa dari kayu bakra. ada juga minyak goreng dalam plastik kecil serta radio.
Semua material tersebut dimasukan tanpa ditata, semuanya bercampur dan menyebabkan kondisinya cukup kotor. Radio yang terbawa ternyata masih berfungsi, ketika radio itu dinyalakan seorang penyiar radio menerangkan bahwa saat itu jam setengah dua belas siang.
Saya berfikir, perasaan tadi saya hendak berangkat ke sekolah, memakai seragam sekolah lengkap, tapi kok sekarang berada disini dengan pakaian yang digunakan pada saat menghangatkan badan di kompor tradisional nenek saya.
Kedatangan seorang kekak berbaju serba hitam
PAda saat sedang menangis dan kebingungan, tiba tiba seorang kakek berpakaian serba hitam bertanya pada saya "Keur naon Jang didieu, meni jauh jauh teuing ulin teh" (Lagi apa kau Nak disini, kok mainnya jauh amat).Lantas dengan saya menjawab pertanyaan kakek tersebut sambil menyeka air mata yang bercucuran, berikut ini cuplikannya :
- Saya : "Abdi kasasar Ki, dupi ieu dimana nya? (Saya tersesat kek)
- Kakek : "Ari ujang ti mana?" (Ade ini dari mana?)
- Saya : "di Cisaranten Ki" (dari Cisaranten Kek)
- Kakek: "Euleuh siah... jauh geuning, ti iraha aya didieu?" (Wah, jauh juga ya, sejak kapan disini)
- Saya : "Nembe sumping Ki, tapi Bingung kedah kaman jalan uih" (baru saja tiba, dan sekarang bingung harus pulang lewat mana)
- Kakek : "Tuh Cisaranten mah diditu" (Tuh Cisaranten itu disitu) sambil menunjuk kesebuah dataran yang jelas terlihat dari tempat kami berdiri, ini berarti saat itu saya sedang berada di sebuah gunung.
Berbekal petunjuk dari kakek tersebut, sayapun mencoba pulang dan akhirnya tiba di rumah pada jam 5 sore, anehnya kali ini saya sangat merasa kelelahan, pegal pegal dan kaki lecet sementara ketika saya berada disebuah bukit tersebut sedikitpun saya tidak merasa kelelahan.
Lalu bagaimana rasanya jika sedang kerasukan Setan
Orang yang pernah mengalami kerasukan setan akan mengatakan bahwa dia tidak sadarkan diri, tidak ingat apapun dan rasa lelah yang luar biasa.Benarkah demikian? apakah kerasukan setan hanya kepura-puraan, atau ketika ingin menunjukan pada orang lain bahwa dirinya merupakan orang yang harus di hormati?
Atau Mungkinkan seeorang pura pura kerasukan setan hanya ingin mengungkapkan segala unek uneknya, mengerjai orang orang disekitarnya tanpa harus merasa bersalah, dia ingin ini, ingin itu, bahkan ingin hal yang sulit didapatkan pada waktu itu hanya sekedar ingin mengerjai?