Bagaimana menurut anda? haruskah anak anda yang masih SD dibekali Telepon Seluler? atau hal itu tidak perlu karena jika ada informasi dari dan ke sekolah bisa dilakukan oleh Orang tua?
Pentingkah Handphone bagi Anak SD?
Ini adalah pengalaman saya sebagai Orang Tua yang menyekolahkan anaknya di sebuah Sekolah Dasar.Sebelumnya ketika anak masih sekolah di Taman Kanak Kanak (TK), tentu saja saya selalu mengantar, menunggu dan membawanya kembali pulang kerumah se usai mata pelajaran selesai.
Namun setelah masuk ke Sekolah Dasar, saya pikir tidak baik juga jika anak harus terus terusan mendapat perlakuan yang sama ketika masih TK, singkatnya... ketika duduk di Bangku SD maka hak istimewa anak saya dikurangi, dia harus belajar mandiri, berangkat sekolah, berada disekolah serta pulang sekolah harus dilakukannya sendirian. Ini dilakukan karena jarak rumah dengan sekolah cukup dekat, tidak lebih dari 10 menit berjalan kaki serta banyak banyaknya siswa lain hingga perjalanan ke sekolah disertai canda tawa bersama teman temannya..
Anak terlambat Pulang, kemana harus menghubungi
Ini dia kejadiannya, suatu hari anak saya terlambat pulang dari sekolah, rasa khawatir saya sebagai orang tua tentu saja sangat mencemaskan keterlambatan anak saya padahal baru terlambat pulang 30 menit.Saya bertanya pada beberapa tetangga yang anaknya sekelas dengan anak saya, dan ternyata mereka sudah pulang, ketika ditanya anak saya pulang bersama siapa, mereka menjawab tidak tahu karena ketika mereka pulang anak saya masih duduk di kelas bersama teman lainnya.
Kemudian saya menelpon Pihak Sekolah dan wali kelasnya dan ternyata jawabannya adalah anak-anak Kelas 1 sudah pulang semuanya tanpa ada yang mengikuti kegiatan tambahan.
Pentingnya Handphone untuk anak SD
Hampir setiap anak berangkat sekolah saya selalu berpesan agar mengutamakan pulang dulu kerumah sebelum bermain di rumah teman untuk alasan bermain atau mengerjakan PR berkelompok.Adanya kejadian diatas membuat saya tersadar pentingnya Handphone bagi anak SD karena saya harus sibuk mencari hampir ke setiap rumah teman teman anak saya yang sekelas.
Disaat sedang panik dan perasaan khawatir yang semakin menjadi, tiba tiba anak saya datang seperti biasanya dengan senyuman khasnya sambil mengucapkan Salam seolah tidak terjadi apa apa dirumah saya.
Rasa panik dan khawatir ternyata mengakibatkan saya mengeluarkan nada tinggi dan mencecar berbagai pertanyaan pada anak saya, oh... sumpah... saya sangat merasa bersalah telah melakukan hal itu.
Ingat! Perlakuan ini tidak sepatutnya di Contoh.
- Begitu anak baru Pulang kerumah, saya langsung bertanya pada anak saya dengan nada sedikit tinggi "Dari mana aja kamu? yang lain sudah pulang kok kamu malah terlambat pulang, Sekolah dan Gurupun mengatakan bahwa kelas bubar seperti biasanya, jawab... darimana".
- Anak : "Enggak dari mana mana kok, langsung pulang kerumah"
- Saya : "Ah... kamu bohong ya, lalu kenapa kamu pulang terlambat sementara yang lain pulang tepat waktu, jawab dengan jujur, jangan bohong dari mana dulu kamu".
- Anak : Mendengar nada sedikit tinggi dan tidak percaya dari saya membuat anak pun bersedih dan akhirnya menangis sambil mengatakan "Kenapa ayah tidak percaya, aku tidak kemana-mana kok, dari sekolah langsung pulang cuma cuma beramai ramai sama teman lainnya dan beberapa kali berhenti karena teman teman membeli jajanan yang berbeda, dan ketika seorang teman sedang membeli jajanan kami menunggu agar tetap pulang bersamaan"
Akankah anda mematahkan semangat anak yang sedang tumbuh bersosialisai dengan teman-temannya?
Membelikan Handphone untuk anak
Atas kejadian tersebut sungguh saya merasa malu pada diri sendiri, terlebih pada anak yang hingga kini nampak tertekan karena harus pulang tepat waktu dan mulai dijauhi teman teman sekelasnya.Akhirnya saya memberinya sebuah handpone murah namun lucu yang hanya bisa digunakan untuk menghubungi dan dihubungi oleh nomor telepon saya dan istri saya.
Ada lho pengaturannya agar dapat memblokir semua panggilan keluar dan panggilan masuk dan mengecualikan beberapa nomor yang diperlukan.
Penting atau gak penting jika anak memiliki Handphone adalah tergantung dari Cara dan waktu yang dimiliki Orang tua untuk mengawasi anaknya, karena tidak sedikit pula Orang tua yang masih saja menunggu proses belajar mengejar meski anak tersebut sudah berusia diatas 10 tahun.