Meski saran dari keluarga besar saya agar menyekolahkan anak di sekolah tertentu mengingat sekolah TK sebelumnya, bahkan salah satu kakak saya (uwa nya si memey) yang berprofesi sebagai Guru Sekolah Dasar di Bandung pun mengatakan hal demikian, namun saya tetap dengan pendirian saya dan alhamdulillah anak sayapun tidak keberatan untuk bersekolah di SDN GiriJaya, bukan hanya itu... anak saya sangat antusias sekali. Saya berpikir mengarahkan pendidikan anak syang sebenarnya adalah ketika menginjak sekolah kejuruan atau universitas, SD dan SMP saya pikir sama saja, yang membedakan mungkin hanya fasilitas dan pergaulan.
Meski terletak jauh di pusat kota dan letaknya dapat dikatakan jalan buntu, artinya sekolah tersebut terletak di ujung Kampung Pameungpeuk dan tidak jalan lain selain melewati kampung tersebut, namun SDN Girijaya nyatanya cukup bagus dan sangat layak sebagai sebuah sarana belajar mengajar.
Di hari pertama mengantar anak saya (Memey) masuk kelas, saya melihat keramahan para pengajar yang sangat baik, mereka cukup akrab dengan warga yang menyekolahkan anaknya di SD tersebut, berbagai arahan dan bimbingan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah cukup jelas dan mudah dipahami.
Sambutan Kepala Sekolah SD GiriJaya Pameungpeuk Cugenang Cianjur
Dari pemaparan Sambutan kepala sekolah SD tersebut, dijelaskan mengenai peraturan dan persyaratan yang harus di penuhi serta apa akibatnya jika persyaratan-persyaratan tersebut kurang di perhatikan, yauti mengenai kejelasan biodata Siswa dan orang tua, ini artinya sejumlah dokumen harus dilengkapi.Selain itu ada beberapa point yang masih terngiang di telinga saya, diantaranya :
- Mengenai sikap orang tua ketika menangani permasalahan anak yang berselisih di sekolah, atau ketika seorang siswa menjadi korban kenakalan siswa lain. Sebuah contoh yang disebutkan cukup menjadi sebuah penilaian dan gambaran bagi saya bagaimana karakter warga setempat ketika mengetahui anaknya berselisih di lingkungan sekolah. Dan apa yang disampaikan oleh kepala sekolah mengenai cara menangani atau menyelesaikan permasalahan tersebut dapat dikatakan sangat tepat.
- Kuota Murid menentukan masa depan SD tersebut: Kepala sekolah juga membeberkan masa depan yang akan dialami oleh SDN Girijaya senadainya antusias warga untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah tersebut berkurang, entah karena prinsip, ketidakmampuan atau ingin menyekolahkan di sekolah yang lebih bagus. Disebutkan bahwa jika jumlah siswa di sekolah tersebut kurang dari 100 murid, maka sekolah tersebut akan ditutup dan siswa siswa tersebut akan di pindahkan ke sekolah lain.
- Hal-hal lainnya mengenai biaya-biaya saya pikir itu cukup wajar dan sangat terjangkau untuk masyarakat dengan ekonomi terbatas. Kepala sekolah menegaskan orang tua wajib memenuhi kebutuhan siswa terutama dalam hal keseragaman untuk menghindari perasaan minder dari para murid sehingga para murid dapat mengikuti proses belajar mengajar tanpa merasa diasingkan. Contoh yang disebutkan adalah ketika salah satu murid tidak mau pergi sekolah gara-gara tidak memiliki baju olah raga pada saat jam pelajaran oleh raga.
Hari pertama sekolah, si memey nangis
Ketika saya lagi menyimak pemaparan kepala sekolah di ruangan lain, tiba tiba saya melihat anak saya menangis di pintu masuk ruangan sambil angsung menuju ke arah saya yang duduk di sudut ruangan tersebut, ketika kutanya kenapa menangis, anak saya berkata bahwa seseorang telah menyuruhnya untuk pindah ke meja / bangku lain, ah... kupikir kenapa.Kamelia Nurul Janah adalah anak pertama, dan ini adalah pengalaman pertama saya menyekolahkan anak, semoga segalanya berjalan dengan lancar.
Labels: Anak, Cianjur, Pendidikan, Sekolah