Ya... SANTET, dimana si pengecut (pelaku santet) dapat tertawa melihat korbannya lemas tergolek sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, dimana si pelaku merasa senang dengan penderitaan korban yang nyaris tanpa henti, dimana sipelaku merasa puas melihat tubuh korban kian lama kian kurus kering, lemah dan tak berdaya.
Namun benarkah SANTET itu berfungsi?
Kegilaan pada klenik dan mistik, menular di masyarakat yang sakit. Obsesi mencari orang sakti menjadi gaya hidup sehari-hari. Perdukunan menyebar bak cendawan, walau penuh penipuan. Dukun menawarkan jawaban semua cara siap dilakukan. Ada santet yang menganiaya, konon hingga mengambil nyawa. Perburuan segala yang bendawi membuat pikiran cuti. Pertarungan akal sehat terkalahkan takhayul sesat. Mereka yang mudah percaya, terseret rasa tidak berdaya. Ketika yang berkuasa mencipta ketakutan, ilmu hitam jadi permainan. (Mata Najwa-MetroTV)
Ini dia ceritanya
Orang Tua dan saudara-saudara Ibu Aisah mengkalim bahwa Ibu Aisah terkena Santet, berbagai pengobatan ala dukun telah dicoba dan setiap dukun memberi cindera mata masing-masing berupa Paku, Silet, Jarum Dan lain-lainnya. Setiap dukun juga mengklaim bahwa Ibu Aisah akan sembuh setelah benda-benda yang bersarang ditubuh Ibu Aisah itu dikeluarkan. Namun apa yang terjadi? Kondisi Ibu Aisah malah semakin mengkhawatirkan.
Namun entah kenapa ketika ada yang menyarankan untuk dibawa ke Dokter, termasuk saya, keluarganya langsung meradang "Ieu lain panyakit biasa, teu kudu ka dokter lah kalahkah hambur biaya, medingan bawa ka Ki Oces, tukang ngubaran ti Ci Poek... pasti Cageurr" Artinya : "Ini bukan penyakit Medis, ga perlu dibawa ke dokter malah boros biaya, lebih baik dibawa ke Ki Oces orang yang suka mengobati dari daerah Ci Poek (Poek=Gelap), pasti sembuh".
Saya melihat kondisi Ibu Aisah karena kebetulan istri saya ada hubungan keluarga dengan Ibu Aisah, ketegangan dengan keluarga Ibu Aisah terjadi ketika saya bersikeras untuk membawa Ibu Aisah ke Dokter, berbagai dalih dan alasan mereka ucapkan untuk mencegah Ibu Aisah dibawa ke Dokter sampai akhirnya alasan itu hanya satu... Takut dengan biaya yang harus dikeluarkan.
Melihat dari lingkungan, khususnya rumah tempat tinggal Ibu Aisah memang tidak menyehatkan. Rumah panggung yang terbuat dari kayu dan hampir roboh itu tidak memiliki kamar mandi, apalagi air bersih. Himpitan ekonomi menyebabkan kurangnya konsumsi gizi dan cara pengobatan yang salah seperti menkonsumsi obat warung (Obat racik) tanpa label perusahaan yang jelas serta Kurangnya Rasa peduli dari suami dan keluarga. Melihat dari hal itu semua.... saya yakin, Ibu Aisah bukan sakit karena SANTET.
Karena Ibu Aisah memiliki hubungan keluarga dengan istri saya, karena kondisi Ibu Aisah makin menyedihkan, Disetujui oleh istri, sayapun memohon kepada Suami dan keluarganya agar Ibu Aisah diperbolehkan dibawa ke rumah saya di Bandung untuk dirawat. Permintaan saya ternyata mendapat sambutan baik... mereka langsung meng iya kan sambil bergegas memberekan keperluan yang harus dibawa.
Kontras.... ditengah penderitaan Ibu Aisah yang bertubi-tubi, tak satupun dari keluarga / saudara-saudara Ibu Aisah yang ikut mengantar / mengiringi perjalanannya ketika dibawa kerumah saya. Adapun suaminya, ketika Ibu Aisah tiba di rumah saya dia langsung pulang tanpa ragu seolah ingin segera menghirup udara kebebasan dari rasa bosannya mengurus Ibu Aisah.
- Hari pertama : Awalnya saya berniat membawa Ibu Aisah ke Dokter, namun karena perawatan yang baik dari istri saya, hari itupun Ibu Aisah mulai dapat diajak bicara.
- Hari Kedua : Kondisi kesehatan Ibu Aisah semakin membaik berkat asupan makanan dan minuman bergizi serta buah-buahan bervitamin, walaupun sepertinya agak kesulitan mencerna.
- Hari Ketiga : Ibu Aisah mulai lahap makan, dan sudah mulai bisa duduk diatas tempat tidur.
- Hari ke empat : Kondisi kesehatan Ibu Aisah semakin membaik
- Hari ke lima : Ibu Aisah mulai bisa menggerakan seluruh badannya tanpa rasa sakit
- Hari ke enam : Ibu Aisah mulai bisa berdiri dan merapikan penampilannya
- Hari ke tujuh : Ibu Aisah sudah dapat berjalan-jalan didalam rumah, kedapur, ke kamar mandi sudah tidak perlu di antar lagi.
- Hari ke Delapan : Ibu Aisah sudah bisa bermain dengan anak saya (4tahun).
Kini Ibu Aisah telah kembali ke keluarganya dalam keadaan sehat walafiat dengan bertambahnya pengetahuan tentang bagaimana mencegah atau mengatasi jika terserang sakit ditengah himpitan ekonomi.
Alhamdulillah, (Alhamduuuuu........? lillahhhh versi ustad gaul)
Kesimpulan :
- Ibu Aisah bukan terkena santet, tapi karena merasa kurang perhatian dari suami dan keluarga
- Pengaruh santet akan hilang jika dibawa keluar kota, hehe...
- Santet tidak tidak akan berfungsi terhadap orang-orang yang peduli sesama.
- Dukun hanyalah tukang sulap yang pandai menyelipkan benda tajam ditangannya, dan di klaim berasal dari tubuh pasien.
- Jika merasa terkena SANTET, berfikir logis lah... jika ketemu masalahnya, segera perbaiki.
- Jika ekonomi terbatas, teruslah melakukan yang terbaik dan menikmati apa adanya, jangan mencari masalah dengan membuat Utang, terlebih utang pada rentenir.
Labels: Klenik, Mistis, Paranormal, Santet