Let's make this life Easy, as well as you can
Mengulas berbagai cerita kehidupan mulai dari tradisi hingga teknologi, tips, solusi, informasi, internet, pekerjaan, hiburan, Kesehatan, mitos, fakta, klenik, unik bahkan mistik yang diulas berdasarkan pengalaman serta dari berbagai referensi, semoga bermanfaat
Sejak dulu, ayah saya selalu memberi nasehat tentang bagaimana cara agar dapat menjalani hidup dengan mudah, salah satu kalimat yang selalu terngiang ditelinga hingga saat ini adalah "Nak, jika beban itu terlalu berat, sebaiknya turunkan kemudian ukurlah kekuatanmu".
Sewaktu masih remaja memang kurang begitu paham karena pada saat itu definisi beban versi remaja tidak sama dengan versi sudah berkeluarga. Dulu saya berpikir bahwa beban terberatku adalah menjalani sekolah serta pergaulannya, jadi... aku harus berhenti sekolah begitu? (jika terlalu berat, turunkan).
Kini setelah berkeluarga saya baru memahami makna dari kalimat tersebut, namun tidak semua beban dapat diturunkan begitu saja, namun ini lebih kepada beban sekunder. Beban primer atau beban utama seorang laki-laki yang sudah berkeluarga adalah menafkahi keluarganya, artinya dia harus mau bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Beban sekunder umumnya tidak terlalu berkaitan dengan kebutuhan, namun lebih kepada keinginan. Seperti halnya ketika menginginkan kendaraan padahal itu tidak begitu mendesak yang kemudian didapatkannya dengan cara mudah alias kredit dengan angsuran bertahun-tahun.
Kepemilikan kendaraan bisa saja menjadi kebutuhan primer jika dapat menunjang aktivitas dan rutinitas bekerja, misalnya supaya cepat dan agar nyaman.


| Cari Turunkan jika beban itu terlalu berat di : AOL | Ask | Bing | DuckDuckGo | Microsoft | Google | ixquick | Yahoo | Yandex | Yippy | MySearch